Journal of Multicultural Education and Social Studies

The Character Education Through Sumang Tradition in Gayonese Community

Muhammad Riza — 2024-06-16

Character education is an essential component of developing well-rounded individuals in society. This research aimed to explore the potential of the Sumang tradition in developing education character among the Gayonese community. The study applied a qualitative approach with an ethnographic case study method. Data were collected through interviews and documentation. The interviews were conducted to several informants, such as the Head of the Gayonese Customary Council, community leaders, and a number of teachers who were selected purposively. The interviews were conducted using open-ended questions to allow informants to express their opinions and experiences freely. To complement the data obtained from interviews, the research also conducted a process of tracing documents related to the Sumang tradition in the Gayonese community. Document tracing is a data collection technique that involves reviewing written or recorded materials related to the research topic. In this case, the researchers reviewed various documents, such as books, articles, and reports that discussed the Sumang tradition in the Gayonese community. The data analysis technique used in this research was an interactive analysis technique consisting of three main stages: data collection, data condensation, and conclusion drawing. The research findings reveal that character education through the Sumang tradition in the Gayonese community is achieved by instilling Sumang values among community members. The Sumang tradition comprises four stages, namely Sumang Kenunulen, Sumang Percerakan, Sumang Pelangkahan, and Sumang Penengonen, each of which emphasizes different values.

Pengaruh Media Sosial Pada Persepsi Diri Remaja

Nurmansyah Nurmansyah — 2024-06-20

Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku bermedia sosial (medsos) dan dampaknya terhadap pengembangan konsep diri pada remaja di Madrasah tsnawiyah Negeri (MTsN) Aceh Utara. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi lapangan. Data diperoleh melalui wawancara, pengamatan, dan dokumentasi, serta menggunakan sumber data sekunder seperti buku, jurnal, dan publikasi terkait lainya. Hasil penelitian ini menunjukkan variasi perilaku bermedia sosial siswa MTsN 4 Aceh Utara, termasuk penggunaan media sosial sebagai ekspresi diri, sumber inspirasi, pengembangan bakat, dan sarana komunikasi. Dampak media sosial terhadap konsep diri siswa memiliki aspek positif dan negatif. Aspek positif meliputi peningkatan kepercayaan diri, pengenalan potensi diri, kreativitas, kontrol emosi, keberanian berpendapat, dan toleransi terhadap perbedaan. Namun, terdapat pula aspek negatif seperti perasaan rendah diri, sikap pesimis, kurangnya keyakinan diri, dan perbandingan dengan orang lain. Penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana perilaku bermedia sosial memengaruhi konsep diri remaja di MTsN 4Aceh Utara. Implikasi dari penelitian ini dapat digunakan untuk merancang strategi pendidikan dan intervensi yang bertujuan untuk memaksimalkan dampak positif media sosial dan mengurangi dampak negatifnya terhadap pengembangan konsep diri remaja.

Dinamika Positivisasi Hukum Islam Dalam Sistem Peradilan Indonesia

Ibnu Qodir — 2024-06-21

Hukum Islam mempunyai sejarah panjang dalam sitem peradilan di Indonesia. Sebagai negara yang mempunyai kemajemukan agama dan budaya, pasti terjadi pergulatan panjang tentang sistem hukum. Akan nejadi bahasan yang menraik jika melihat bagaimana sejarah perjalanan hukum Islam di indonesia dalam tatanan hukum nasional, dan bagaimana proses perjalan hukum Islam di indonesia menjadi hukum positif dalam bentuk undang-undang. Dalam tulisan ini penuilis akan mencoba mengurai permasalahan-permasalahan diatas dari prespektif sejarah eksistensi hukum Islam di Indonesia dan perkembangan legislasinya.

Potret Toleransi antar Umat Beragama di Kabupaten Aceh Tengah

Syahruddin Zen — 2024-06-21

Persoalan kerukunan antar umat beragama merupakan suatu keniscayaan dalam konteks menjaga keharmonisan dalam masyarakat di Indonesia. Masyarakat Gayo sebagai bagian dari masyarakat Aceh yang menjalankan Syari’at Islam menjadi menarik untuk dikaji pandangannya dalam toleransi beragama. Penelitian ini mecoba memotret padangan toleransi antar umat beragama masyarakat Gayo di Aceh Tengah sebagai penganut agama Islam mayoritas di tengah-tengah kehadiran penganut agama minoritas yang diakui oleh negara. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui penyebaran angket yang disusun dengan menggunakan skala Likert kepada 10 penganut agama yang ada di Aceh Tengah yang terdiri dari Islam, Katolik, Protestan dan Budha. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan skor indeks tingkat toleransi antar umat beragama yang terdiri dari 1-1.7 = Sangat Rendah, 1.8-2.5= Rendah, 2.6-3.3, = Cukup, 3.4-4.1= Tinggi, 4.2-5= Sangat Tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeksn tingkat toleransi antar umat beragam di Aceh Tengah berada pada poin 4,26 atau berada dalam kategori sangat tinggi.

Penggunaan Media Sosial dalam Pendidikan Islam: Manfaat dan Tantangan

Awal Kurnia Putra Nasution — 2024-06-25

Artikel ini mengulas penggunaan media sosial dalam pendidikan Islam dengan fokus pada manfaat yang dapat diperoleh dan tantangan yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode literature review untuk menggali temuan sebelumnya terkait topik tersebut. Langkah-langkah literature review mencakup identifikasi kata kunci, seleksi literatur, ekstraksi dan sintesis data, serta penyusunan kesimpulan dan implikasi. Pemanfaatan media sosial secara efektif dalam pendidikan Islam melibatkan pemanfaatan berbagai platform untuk meningkatkan pembelajaran dan keterlibatan. Hasilnya menunjukkan bahwa media sosial memberikan manfaat dalam meningkatkan visibilitas lembaga pendidikan, memfasilitasi penghafalan Al-Quran, meningkatkan religiusitas individu, serta menawarkan sarana dakwah yang cepat dan fleksibel. Namun, terdapat juga tantangan seperti potensi melemahkan nilai-nilai moral siswa, fenomena cyberbullying, dan kesulitan dalam menjaga fokus siswa dari aktivitas online yang kurang konstruktif. Dalam mengatasi tantangan ini, pendidik Islam perlu mengadopsi pendekatan holistik yang mencakup penguatan nilai-nilai moral, pengembangan lingkungan digital yang aman, dan bimbingan yang tepat dalam penggunaan media sosial. Dengan pemahaman yang mendalam dan tindakan yang tepat, media sosial dapat menjadi alat yang efektif dalam membentuk generasi muslim yang berkualitas dan beretika di era digital.

Konsep Pendidikan Perspektif Ibn Miskawaih

Dicky Wirianto — 2024-09-10

Konsep Pendidikan perspektif Ibn Miskawaih, merupakan sebuah konsep yang ditawarkan oleh Ibn Miskwaih tentang Pendidikan karakter, di mana sebuah Pendidikan harus mampu membentuk karakter subjek didik dengan pendekatan filosofis. Ibn Miskawaih termasuk salah seorang dari tokoh-tokoh aliran Religius-Rasional bahwa ilmu merupakan deskripsi mengenai sesuatu yang diketahui pada benak (jiwa) orang yang mengetahui. Lawan ilmu merupakan kebodohan, yaitu tiada gambaran yang diketahui terhadap jiwanya. Belajar mengajar tiada lain merupakan proses mengaktualkan hal-hal potensial, melahirkan sesuatu yang terpendam dalam jiwa seorang peserta didik. Penelitian ini dengan meneliti berbagai literatur karya-karya Ibn Miskawaih maupun berbagai yang berkaitan dengannya. Berbagai analisis dilakukan dalam menemukan sebuah kesimpulan berkaitan konsep Pendidikan perspektif Ibn Miskawaih. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Konsep pendidikan perspektif Ibn Miskawaih, bertujuan bagaimana mengembalikan manusia kepada fitrahnya dalam membentuk malakah dan karakter subjek didik, sehingga setiap aktivitas baik, dilakukan secara reflektif (tanpa diprogramkan) maupun secara sadar sesuai dengan tuntunan syari’at agama sehingga mendapatkan keutamaan-keutamaannya.Pendekatan dalam pembentukan karakter Ibn Miskawaih dilakukan dengan internalisasi nilai-nilai syariat, berupa reward dan punishment, latihan pendisiplinan dan memanfaatkan sifat malu yang dimiliki subjek didik untuk mendidik karakternya.